Mimpi itu kini tumbuh dan berakar kuat di Sekolah Genius, sebuah sekolah berbasis riset yang berlokasi di Tangerang dan melayani anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia Timur. Sekolah yang menjadi rumah bagi banyak anak dari Indonesia Timur yang ingin mengembangkan potensi dan membangun masa depan lebih baik. Hingga kini, sudah ada enam alumninya yang berhasil melanjutkan pendidikan di jurusan kedokteran di berbagai universitas ternama di Indonesia. Mereka adalah Alvionita Kogoya dari Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan (Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti), Revalin Marchela Meres asal Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat (Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan), Apeles Akwila Marten Kambuaya dari Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya (Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan), Hana Kristina Gobai asal Kabupaten Paniai, Papua Tengah (Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana), Jenny Rut Nawipa asal Kabupaten Paniai, Papua Tengah (Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia), dan Stefanus Elisa Yohanes Benggip dari Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan (Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih, Papua).

Perjalanan mereka tidaklah mudah. Namun semangat untuk kembali dan melayani masyarakat menjadi kekuatan utama yang menuntun langkah mereka. Dengan tekad dan keyakinan, mereka belajar bukan hanya untuk meraih gelar dokter, tetapi untuk menjadi sosok yang membawa perubahan nyata bagi daerah asalnya. Setiap langkah di kampus kedokteran mereka adalah bukti bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari keberanian kecil di ujung timur negeri ini.

Peringatan Hari Dokter Nasional tahun ini dengan tema “Dokter berbagi untuk negeri” menjadi momen untuk merayakan semangat anak-anak muda yang tak pernah berhenti bermimpi. Dari ruang-ruang belajar yang sederhana di Tangerang hingga ruang praktik di masa depan, mereka membawa pesan yang sama: setiap anak Indonesia berhak bermimpi dan berkontribusi bagi kesehatan bangsanya. Dengan pendidikan yang berpihak, dukungan yang tulus, dan semangat yang tak padam, mereka akan terus tumbuh menjadi generasi penyembuh masa depan yang bukan hanya menyembuhkan tubuh, tetapi juga menguatkan hati dan negeri. (dids)