Curi Start dari Sekolah Riset: Cerita Nyata Anak Genius yang Bersinar di Kampus Dunia
Tangerang (30/10/25) - Belajar riset sejak SMA ternyata menjadi bekal berharga bagi para alumni Sekolah Genius saat melanjutkan studi di perguruan tinggi. Melalui pembelajaran berbasis riset, mereka terbiasa berpikir kritis, memecahkan masalah dengan metode ilmiah, dan beradaptasi di lingkungan akademik yang dinamis. Kini, setelah duduk di bangku kuliah di berbagai universitas ternama di dalam dan luar negeri, para alumni dari berbagai daerah di Indonesia Timur merasakan betul manfaat dari pengalaman riset yang mereka pelajari di Sekolah Genius.
Salah satunya adalah Sezi Manuhutu asal Kota Ambon, mahasiswa Applied Chemical Technology di Sichuan Vocational College of Chemical Technology, Tiongkok, yang mengungkapkan bahwa kebiasaan riset sejak SMA sangat membantunya beradaptasi di lingkungan kampus baru. Ia mengatakan bahwa meskipun kegiatan perkuliahan baru dimulai, kemampuan untuk menggunakan pendekatan riset dalam memahami situasi dan menyelesaikan tugas membuat proses adaptasi jauh lebih mudah. Hal serupa juga dirasakan oleh Abraham Bryan N. Raymu asal Kabupaten Mappi, yang kini juga menempuh jurusan Chemical Technology di Sichuan Vocational College of Chemical Technology. Ia menuturkan bahwa pembiasaan berpikir ilmiah di Sekolah Genius menjadi dasar penting untuk memahami materi perkuliahan yang kompleks dan menuntut ketelitian tinggi, terutama dalam eksperimen laboratorium dan penyusunan laporan ilmiah.
Sementara itu, Cindi Permata Yemima Bagre dari Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang kini berkuliah di Sichuan Vocational College of Chemical Technology jurusan E-Commerce, menyebut pengetahuan tentang riset sebagai sebuah privilege dalam menjalani perkuliahan. Menurutnya, kemampuan riset membuatnya lebih mudah memahami tren pasar, menganalisis data, dan membuat keputusan berbasis fakta—kemampuan penting di dunia digital. Cindi juga menyoroti bahwa pengalaman riset sejak SMA membuka banyak peluang, mulai dari peningkatan kemampuan metodologis, kesempatan untuk terlibat dalam publikasi ilmiah, hingga membangun jaringan profesional dengan dosen dan praktisi di bidangnya. Lebih dari itu, keterampilan riset juga menjadi modal penting dalam menghadapi dunia kerja yang serba data dan cepat berubah.
Beralih ke bidang sains, Faiz Atsaal asal Kota Ambon, mahasiswa Biotechnology and Food Nutrition di National Taiwan University, merasa sangat diuntungkan karena sudah “curi start” sejak di Sekolah Genius. Ia menjelaskan bahwa di kampus, banyak teman yang masih kesulitan membuat proposal, artikel ilmiah, atau presentasi penelitian, sedangkan ia sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut. Pembiasaan melakukan eksperimen dan riset sederhana di sekolah membuatnya lebih percaya diri dan mampu mengerjakan tugas-tugas ilmiah dengan lebih mudah. Bagi Faiz, riset bukan hanya soal meneliti, tetapi juga melatih cara berpikir sistematis dan kreatif dalam menemukan solusi nyata, terutama di bidang pangan dan bioteknologi yang menuntut inovasi.
Kisah menarik lainnya datang dari Fiodory Leuwol asal Kota Ambon, yang kini menempuh studi di University of Toronto, Mississauga, jurusan Mathematics, Computer Science, and Statistics. Ia mengatakan bahwa pengalaman riset di Sekolah Genius membuatnya terbiasa berpikir logis dan berbasis data, sehingga tugas-tugas di kampus seperti penulisan esai, analisis statistik, dan pemrograman bisa dikerjakan dengan lebih cepat dan efektif. Fiodory juga menambahkan bahwa kebiasaan riset menjadi nilai plus saat nanti melamar magang, terutama di bidang analisis data yang sangat kompetitif. Bagi Fiodory, riset bukan hanya kegiatan akademik, tetapi bahasa logika yang melatih disiplin berpikir dan ketelitian—hal yang sangat relevan di era digital dan data-driven saat ini.
Cerita lainnya datang dari Anggi Agustin Hidongoran asal Kepulauan Tanimbar, mahasiswa Chemical Technology di Sichuan Vocational College of Chemical Technology, yang mengaku bahwa pembiasaan riset di sekolah membuatnya lebih siap menghadapi dunia laboratorium. Ia mengatakan bahwa meskipun belum masuk ke jurusan inti, dirinya sudah terbiasa mencari referensi ilmiah dari jurnal yang kredibel dan menggunakan alat-alat laboratorium dengan tepat karena pengalaman itu sudah menjadi bagian dari keseharian di Sekolah Genius. Hal tersebut membuatnya tidak gugup saat menghadapi praktikum dan tugas eksperimen di kampus, bahkan mampu membantu teman-temannya yang masih beradaptasi dengan metode penelitian ilmiah.
Dari berbagai kisah di atas, terlihat jelas bahwa Sekolah Genius sebagai sekolah berbasis riset memiliki dampak besar terhadap kesiapan akademik dan profesional para alumninya. Mereka tidak hanya mampu mengikuti perkuliahan dengan lebih baik, tetapi juga unggul dalam berpikir kritis, beradaptasi cepat, dan berinovasi. Belajar riset sejak dini berarti belajar berpikir ilmiah, menemukan solusi, dan menyiapkan diri untuk masa depan yang penuh tantangan. Sekolah riset bukan hanya tempat belajar teori, tetapi tempat membangun karakter ilmiah dan mental tangguh yang akan terus berguna sepanjang kehidupan. (dids)